Pulau Dewata tidak hanya memikat wisatawan dengan keindahan pantai dan kebudayaannya yang kaya. Namun juga dengan sajian kuliner tradisional yang menggugah selera. Salah satu ikon kuliner Bali yang telah mendunia adalah Ayam Betutu. Hidangan khas yang sarat rempah dan penuh cita rasa autentik. Berbagai kalangan, baik wisatawan lokal maupun mancanegara, menjadikan ayam betutu sebagai menu wajib saat berkunjung ke Bali.
Warisan Kuliner yang Melegenda

Ayam betutu merupakan masakan tradisional Bali yang berasal dari daerah Gianyar dan Gilimanuk. Kata “betutu” merujuk pada teknik memasak khas yang menggunakan bumbu rempah halus. Juru masak biasanya memasukkan bumbu ini ke dalam rongga ayam atau bebek utuh, lalu mengukus dan memanggangnya dalam bara api selama beberapa jam. Proses panjang ini menghasilkan daging ayam yang empuk, sarat dengan aroma rempah, dan berwarna cokelat keemasan.
Menurut para pelaku kuliner lokal, keluarga-keluarga secara turun-temurun mewariskan resep ayam betutu yang sarat makna filosofis. Mereka menggunakan bumbu lengkap seperti lengkuas, jahe, kunyit, kemiri, bawang merah, dan bawang putih. Serta daun jeruk mencerminkan keharmonisan antara manusia dan alam, yang menjadi nilai penting dalam budaya Bali.
Cita Rasa yang Menggoda Lidah

Yang membedakan ayam betutu dengan olahan ayam lainnya adalah perpaduan rasa gurih, pedas, dan aroma rempah yang kuat. Memasak ayam dalam waktu lama membuat dagingnya sangat lembut, bahkan mudah terurai hanya dengan garpu. Sementara bumbu base genep sebutan untuk bumbu khas Bali meresap hingga ke dalam daging, menghasilkan sensasi rasa yang kompleks namun tetap seimbang.
Para juru saji biasanya menyajikan ayam betutu bersama nasi putih hangat, lawar (sayuran dengan kelapa parut dan rempah), sambal matah, serta kerupuk sebagai pelengkap. Kombinasi ini menjadikan satu piring ayam betutu tak hanya lezat, tetapi juga kaya akan tekstur dan aroma.
Eksistensi di Tengah Gempuran Kuliner Modern
Meski tren kuliner terus berkembang, ayam betutu tetap bertahan dan bahkan mengalami kebangkitan popularitas, khususnya sejak meningkatnya minat terhadap makanan tradisional. Banyak restoran, rumah makan, hingga hotel berbintang di Bali yang kini menyajikan ayam betutu sebagai menu unggulan.
Beberapa pelaku UMKM juga memproduksi ayam betutu dalam bentuk kemasan beku (frozen food). Konsumen bisa memesan produk ini secara daring, dan para pelaku usaha mengirimkannya ke berbagai wilayah di Indonesia. Hal ini tidak hanya menjaga eksistensi kuliner tradisional, tetapi juga memperluas jangkauan pasar ayam betutu ke tingkat nasional, bahkan internasional.
Salah satu contoh rumah makan yang terkenal menyajikan ayam betutu autentik adalah di wilayah Gilimanuk dan Ubud. Banyak orang mengenal kedua daerah ini sebagai tempat yang mempertahankan resep asli dengan teknik memasak tradisional. Banyak pengunjung lokal maupun turis asing rela menempuh jarak jauh demi mencicipi cita rasa ayam betutu dari sumber aslinya.
Pemerintah dan Komunitas Kuliner Memberikan Dukungan
Pemerintah Provinsi Bali dan sejumlah komunitas kuliner aktif mempromosikan ayam betutu dalam berbagai ajang, seperti festival kuliner, pameran pariwisata, hingga lomba memasak tingkat nasional. Langkah ini dilakukan sebagai bentuk pelestarian budaya kuliner lokal dan mendukung UMKM di sektor pangan.
Dalam beberapa kesempatan, ayam betutu juga diangkat sebagai sajian utama dalam jamuan kenegaraan atau kunjungan tamu asing ke Bali. Hal ini menunjukkan bahwa ayam betutu bukan sekadar makanan, melainkan juga simbol identitas dan keramahan masyarakat Bali.
Potensi Ekonomi dan Pariwisata
Ayam betutu tidak hanya berperan sebagai warisan budaya, tetapi juga sebagai potensi ekonomi yang menjanjikan. Industri kuliner Bali, khususnya yang mengusung makanan tradisional, menjadi penopang utama sektor pariwisata. Data dari Dinas Pariwisata Bali menunjukkan bahwa lebih dari 60% wisatawan mencantumkan “wisata kuliner” sebagai salah satu tujuan utama mereka.
Dengan tingginya permintaan akan makanan khas, peluang bisnis ayam betutu terus tumbuh. Baik dalam bentuk rumah makan, layanan katering, hingga penjualan online, semuanya turut mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Para pelaku usaha pun berinovasi dengan menyesuaikan rasa dan kemasan agar sesuai dengan selera pasar yang lebih luas, tanpa menghilangkan keaslian resep.
Penutup
Ayam betutu adalah bukti nyata bahwa warisan kuliner tradisional Indonesia mampu bertahan, bahkan bersaing di tengah gempuran globalisasi makanan cepat saji. Kekayaan rasa, filosofi di balik pembuatannya, serta peran pentingnya dalam perekonomian lokal menjadikan ayam betutu lebih dari sekadar sajian melainkan lambang kebanggaan kuliner Nusantara.
Baca Artikel lainnya di Serambikabar.my.id dan ngabari.my.id