Sen. Jul 21st, 2025
Geng Motor dan Wajah Jalanan Kita yang Mulai Berubah

Halo, semoga harimu baik dan penuh semangat. Geng motor, siapa sih yang nggak pernah dengar?

Sebenarnya, apa sih yang membuat geng motor tumbuh subur di kota-kota kita? Apakah semua geng motor berkonotasi negatif? Atau justru ada sisi lain yang luput dari perhatian?

Fenomena Geng Motor di Tengah Masyarakat

Fenomena Geng Motor di Tengah Masyarakat

Kalau kita bicara soal geng motor, hal pertama yang muncul di kepala kebanyakan orang biasanya adalah aksi brutal, keributan, atau balapan liar. Nggak salah juga sih, karena memang cukup sering kita dengar kasus-kasus semacam itu di berbagai daerah.

Tapi sebelum buru-buru menghakimi, kita perlu tahu dulu: geng motor itu bentuknya nggak selalu sama. Ada yang isinya anak-anak muda yang cuma ingin eksis, ada pula yang memang berakar dari masalah sosial mulai dari kemiskinan, minimnya ruang ekspresi, sampai kurangnya perhatian dari lingkungan sekitar.

Geng Motor Bukan Sekadar Soal Mesin dan Knalpot

Banyak orang salah paham, mengira geng motor itu sekadar kumpulan anak motor dengan suara knalpot bising dan jaket kulit. Lewat aksi-aksi yang mereka lakukan, sebenarnya mereka lagi nyari perhatian, dan pengin punya ruang buat ngerasa punya teman senasib

Pengaruh Lingkungan dan Media Sosial

Lingkungan tempat kita tumbuh punya peran penting dalam membentuk perilaku. Saat remaja tidak punya akses ke ruang kreativitas, pendidikan yang ramah, atau contoh yang baik dari orang dewasa, maka mereka lebih mudah mencari pelarian.

Apalagi sekarang, media sosial malah makin ngangkat budaya geng motor. Aksi mereka bisa langsung viral, dapet sorotan, bahkan jadi panutan buat yang belum tentu tahu ceritanya secara utuh. Banyak akun yang menampilkan aksi ugal-ugalan, tawuran, atau konten kekerasan seolah itu adalah sesuatu yang keren. Padahal, itu bisa jadi pemicu munculnya geng baru yang lebih berani dan agresif.

Untuk bahasan lain seputar sisi sosial dan pengaruh lingkungan terhadap perilaku anak muda, silakan baca artikel lainnya di Hangatin.

Perlu Solusi, Bukan Hanya Hukuman

Perlu Solusi, Bukan Hanya Hukuman

Setiap kali ada aksi geng motor yang viral, reaksi publik biasanya langsung marah, lalu mendorong aparat untuk bertindak tegas. Penangkapan dilakukan, motor disita, bahkan tak jarang diberi sanksi sosial seperti digunduli atau dipermalukan di depan umum.

Pertanyaannya, apakah cara ini benar-benar menyelesaikan masalah?

Pendekatan Kultural dan Edukatif Bisa Lebih Efektif

Ketegasan memang penting, tapi itu baru setengah langkah. Kita perlu juga pendekatan yang lebih manusiawi pendekatan yang melihat mereka bukan hanya sebagai pelaku, tapi juga sebagai korban dari sistem yang kurang memberi ruang aman.

Misalnya, kenapa tidak dibuat program pelatihan mekanik, bengkel kreatif, atau bahkan lomba modifikasi motor resmi yang bisa menyalurkan energi mereka ke hal positif? Atau membuka lebih banyak taman kota, skatepark, dan ruang kreatif yang bisa jadi alternatif nongkrong?

Beberapa daerah sudah mencoba ini dan hasilnya cukup menjanjikan. Bahkan, ada geng motor yang kemudian bertransformasi menjadi komunitas sosial yang aktif membantu masyarakat, misalnya membagikan sembako, jadi relawan saat bencana, atau mendukung kegiatan donor darah. Cerita-cerita positif seperti ini juga bisa ditemukan, salah satunya lewat berita komunitas inspiratif di serambikabar.

Apa Peran Kita?

Kita sebagai bagian dari masyarakat juga punya peran. Nggak harus jadi pejabat atau polisi untuk ikut andil. Mulailah dengan hal sederhana: dengarkan anak muda di sekitar kita, jangan remehkan keresahan mereka, dan jadilah orang dewasa yang bisa mereka ajak ngobrol tanpa takut dihakimi.

Kalau ada remaja di lingkungan sekitar yang mulai terlihat ‘berbelok arah daripada dijauhi, kenapa nggak didekati dulu? Kadang mereka cuma butuh satu orang saja untuk merasa dianggap.

Kesimpulan

Geng motor memang sering menimbulkan keresahan. Tapi kalau kita hanya melihat mereka sebagai ancaman, tanpa mencoba memahami akar persoalannya, maka masalah ini nggak akan selesai.

Saatnya kita lebih peka dan terbuka. Hukuman memang perlu untuk efek jera, tapi solusi jangka panjang harus datang dari upaya kolektif pendidikan, perhatian, dan ruang yang sehat untuk tumbuh. Jalanan akan jadi lebih tenang kalau semua pihak mau berjalan bersama.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *