Sel. Sep 9th, 2025
Apakah Pasar Malam Termasuk Wisata atau Bukan

Siapa yang tak kenal pasar malam? Dari anak-anak hingga orang dewasa, hampir semua punya kenangan tersendiri dengan suasana ramai, lampu gemerlap, dan aroma jajanan yang menggoda. Tapi satu pertanyaan yang kerap muncul mungkin juga di benak kamu apakah pasar malam termasuk wisata atau bukan? Pertanyaan ini sebenarnya sederhana, tapi kalau di kaji lebih dalam, bisa membuka banyak perspektif. Yuk, kita kupas bareng-bareng.

Pasar Malam Bukan Sekadar Tempat Jajan

Kalau kamu pernah jalan-jalan ke pasar malam, pasti tahu betapa beragam aktivitas bisa di temukan di sana. Mulai dari wahana permainan anak-anak, stand makanan dan minuman, toko baju, aksesoris, sampai sulap atau pertunjukan musik lokal. Bahkan, banyak juga pengunjung yang sekadar datang untuk melihat-lihat dan menikmati suasana.

Dari sini saja kita bisa lihat, pasar malam bukan cuma tempat belanja atau jajan. Ia adalah ruang publik yang menyuguhkan pengalaman sosial dan hiburan. Dengan kata lain, ada unsur “rekreasi” di dalamnya. Nah, bukankah itu salah satu ciri dari wisata?

Apa Itu Wisata, Sebenarnya?

Sebelum kita melangkah lebih jauh, mari kita pahami dulu apa arti wisata. Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, wisata adalah kegiatan perjalanan yang di lakukan seseorang atau sekelompok orang ke tempat tertentu untuk rekreasi, pengembangan diri, atau belajar hal baru.

Dengan pengertian ini, bisa di bilang pasar malam memenuhi kriteria sebagai tempat wisata khususnya wisata rakyat. Orang datang untuk rekreasi, menghibur diri, bahkan ada yang memang sengaja berkeliling untuk mencoba jajanan unik atau menikmati atraksi lokal.

Pasar Malam sebagai Wisata Alternatif

Di tengah gempuran wisata modern yang serba mewah, pasar malam justru hadir sebagai pilihan wisata yang murah meriah dan membumi. Cukup dengan uang Rp20.000–50.000, kamu sudah bisa menikmati aneka kuliner, bermain beberapa wahana, dan membawa pulang pernak-pernik lucu.

Baca Juga:  Apakah AI Akan Menggeser Profesi Kreatif?

Ini yang membuat pasar malam layak disebut sebagai wisata alternatif. Tidak butuh bujet besar, tidak perlu jauh-jauh ke luar kota. Cukup ke lapangan atau alun-alun kota tempat pasar malam di gelar, kamu sudah bisa ‘healing’ sambil menikmati suasana lokal yang otentik.

Dan bicara soal perlindungan diri, pernahkah kamu bertanya-tanya apakah kacamata radiasi tahan radiasi nuklir? Meski konteksnya beda, tetap saja soal keselamatan diri patut di pikirkan dalam setiap kegiatan luar ruangan termasuk saat kamu ke pasar malam.

Budaya Lokal dan Interaksi Sosial

Salah satu daya tarik wisata adalah budaya lokal, dan pasar malam punya itu. Di banyak tempat, kita bisa menemukan makanan khas daerah, permainan tradisional, hingga pertunjukan yang mencerminkan identitas lokal. Bahkan, interaksi sosial antarwarga juga terasa hangat dan akrab.

Hal ini menunjukkan bahwa pasar malam bukan sekadar tempat jual beli. Ia adalah ruang interaksi, tempat masyarakat saling terhubung dan berbagi kebahagiaan sederhana. Dalam dunia pariwisata, ini di kenal dengan istilah “experience-based tourism” wisata yang berfokus pada pengalaman, bukan sekadar lokasi.

Kenapa Masih Banyak yang Meremehkan?

Meski punya banyak potensi, masih banyak orang yang meremehkan pasar malam sebagai tempat wisata. Anggapan ini mungkin muncul karena bentuknya yang tidak permanen, tata kelola yang seadanya, atau karena belum ada pengakuan resmi dari pemerintah setempat.

Padahal, kalau di kelola dengan baik, pasar malam bisa jadi magnet wisata lokal. Bahkan, di beberapa kota di luar negeri seperti Jepang atau Korea, night market justru di jadikan salah satu tujuan wisata unggulan. Kenapa kita tidak bisa melakukan hal serupa?

Sudut Pandang Kesehatan dan Kenyamanan

Satu hal yang perlu diperhatikan dari pasar malam adalah soal kebersihan dan kenyamanan. Karena bersifat terbuka dan padat pengunjung, penting bagi penyelenggara dan pengunjung untuk tetap menjaga kesehatan dan etika saat berada di sana.

Baca Juga:  Rebung dan Kisah Akrab di Meja Makan

Misalnya, jangan membuang sampah sembarangan, jaga jarak saat ramai, dan perhatikan kondisi udara. Bahkan, jika kamu merasa tempatnya terlalu sesak, coba praktikkan cara bernapas dengan benar agar tetap rileks dan tidak panik di tengah kerumunan.

Kesimpulan

Wisata atau Bukan? Jadi, kembali ke pertanyaan awal apakah pasar malam termasuk wisata atau bukan? Jawabannya iya, pasar malam bisa disebut sebagai salah satu bentuk wisata rakyat. Meski bentuknya sederhana, ia memenuhi unsur rekreasi, budaya, kuliner, dan interaksi sosial.

Tinggal bagaimana kita, sebagai masyarakat dan pengunjung, menghargai serta menjaga keberadaannya. Juga bagaimana pemerintah bisa melihat potensi pasar malam sebagai peluang pariwisata yang bisa dikembangkan, tanpa harus mengubah jati diri sederhananya.

Wisata tidak selalu harus mahal dan mewah. Kadang, yang paling membekas justru pengalaman sederhana di tengah lampu-lampu pasar malam dan suara tawa anak-anak kecil yang bermain komidi putar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *