Pernah melihat orang yang “katanya hemat” tapi hidupnya kelihatan susah, serba pas-pasan, dan kurang nyaman? Di sinilah banyak orang sering salah kaprah, kebingungan membedakan hemat dengan mlarat. Padahal, dua hal ini jelas berbeda, cuma sering kelihatan mirip kalau tidak dibedakan dengan tepat.
Mari kita kupas satu per satu biar jelas.
Hemat Itu Gaya Hidup, Bukan Kekurangan

Hemat sejatinya adalah mengelola uang dengan bijak, bukan berarti pelit atau tidak mau keluar duit. Orang hemat tahu prioritas pengeluaran, kapan harus belanja, dan kapan menahan diri.
Contohnya:
- Membeli kebutuhan pokok, tapi menahan diri dari belanja impulsif.
- Menabung atau investasi rutin, walaupun penghasilan terbatas.
- Memanfaatkan barang sebaik mungkin tanpa mengorbankan kenyamanan.
Hemat itu fleksibel. Orang hemat bisa membeli smartphone baru kalau memang diperlukan untuk kerja atau produktivitas, tapi tidak ikut-ikutan tren atau iklan yang bikin dompet bocor.
Menurut pakar finansial, orang hemat cenderung lebih aman secara finansial. Mereka punya cadangan dana darurat, siap menghadapi kebutuhan mendadak, dan tidak stres tiap kali ada pengeluaran tak terduga. Bahkan dalam jangka panjang, orang hemat lebih mudah mencapai tujuan finansial, seperti membeli rumah, investasi pendidikan, atau menyiapkan pensiun yang nyaman.
Mlarat Itu Terjebak Kekurangan

Sementara itu, mlarat lebih ke kondisi terpaksa karena keterbatasan finansial, yang membuat hidup kurang nyaman. Orang mlarat biasanya:
- Menunda kebutuhan penting karena tidak punya cukup uang.
- Tidak punya tabungan atau cadangan dana.
- Hidup pas-pasan dan sering merasa stres soal keuangan.
Perbedaan utama antara hemat dan mlarat ada pada kontrol dan pilihan. Orang hemat memilih menahan diri dan mengatur uang, sedangkan orang mlarat sering tidak punya pilihan karena keterbatasan ekonomi.
Mlarat juga berdampak pada psikologi seseorang. Banyak penelitian psikologi finansial menunjukkan bahwa orang yang terus hidup pas-pasan cenderung mudah cemas, kurang percaya diri, dan sulit mengambil keputusan finansial yang tepat. Sebaliknya, orang hemat biasanya merasa lebih tenang dan lebih siap menghadapi risiko finansial.
Kenapa Banyak Orang Salah Kaprah?
Beberapa faktor yang membuat orang sulit membedakan hemat dan mlarat:
1. Kurangnya edukasi finansial
Sejak kecil, banyak orang tidak diajarkan cara mengelola uang. Menabung dan menahan diri sering dianggap “mlarat” padahal itu bagian dari kebiasaan finansial sehat.
2. Pengaruh lingkungan sosial
Kalau teman atau keluarga boros, orang hemat terlihat “pelit” dibanding mereka yang pamer gaya hidup.
3. Budaya konsumtif
Media sosial dan iklan membuat orang terbiasa membandingkan diri dengan orang lain. Hemat sering disalahtafsirkan sebagai kekurangan.
4. Kesalahan persepsi kebutuhan vs keinginan
Banyak orang menganggap semua pengeluaran kecil penting, padahal bisa ditunda. Akibatnya, sulit membedakan mana yang hemat dan mana yang mlarat.
Cara Agar Tidak Salah Kaprah
Beberapa strategi supaya tidak bingung:
- Buat anggaran rutin: pisahkan kebutuhan dan keinginan, tetapkan target tabungan.
- Pahami prioritas: hemat bukan berarti menahan diri dari semua hal, tetap utamakan kesehatan, pendidikan, dan kebutuhan penting.
- Belajar finansial sejak dini: buku, kursus online, atau mentor bisa membantu memahami cara mengelola uang dengan bijak.
- Jangan mudah terpengaruh tren: belajar berkata “tidak” pada barang atau gaya hidup yang tidak penting.
- Evaluasi rutin: setiap bulan cek pengeluaran, pastikan sesuai anggaran, dan lihat pertumbuhan tabungan.
Selain itu, memahami psikologi uang membantu menilai dengan tepat mana keputusan finansial yang sehat dan mana yang berisiko menjerumuskan hidup ke kondisi pas-pasan.
Kesimpulannya
Perbedaan hemat dan mlarat terletak pada kontrol, pilihan, dan tujuan hidup. Hemat adalah strategi hidup aman dan nyaman, sedangkan mlarat adalah kondisi terpaksa yang bikin stres dan serba kekurangan.
Banyak orang salah kaprah karena kurang edukasi finansial, pengaruh lingkungan, dan budaya konsumtif. Padahal, hidup hemat justru membuat lebih siap menghadapi masa depan. Kuncinya adalah mengatur pengeluaran dengan bijak, memahami prioritas, dan selalu punya cadangan dana.
Dengan begitu, hidup bisa dijalani nyaman, aman, dan tetap hemat, tanpa terjebak mlarat. Memahami perbedaan ini juga membantu membangun kebiasaan finansial sehat sejak dini dan membuat keputusan pengeluaran lebih bijak setiap hari.
