Semur jengkol merupakan salah satu kuliner legendaris yang telah lama menjadi bagian dari identitas kuliner masyarakat Betawi. Hidangan ini di kenal sejak masa kolonial Belanda, ketika teknik memasak stoven (merebus dengan kecap dan rempah) di perkenalkan dan diadaptasi menjadi semur.
Dalam perkembangannya, tidak hanya sekadar makanan rumahan, tetapi juga simbol kebersamaan dalam acara keluarga hingga hajatan. Aroma khas jengkol yang kuat justru menjadi daya tarik tersendiri bagi pecintanya.
Kini, semur jengkol telah dikenal luas di berbagai daerah Indonesia. Meski sempat di anggap sebagai makanan “kelas bawah”, eksistensinya tetap bertahan karena rasanya yang gurih, manis, dan sedikit pedas, menjadikannya sajian favorit lintas generasi.
Rahasia Bumbu Semur Jengkol Khas Betawi
Kunci utama dari kelezatan semur jengkol khas Betawi terletak pada bumbu dasar yang kaya rempah. Biasanya terdiri dari bawang merah, bawang putih, kemiri, ketumbar, pala, dan cengkeh yang di haluskan, lalu di tumis hingga harum. Tambahan kecap manis menjadi elemen penting yang memberikan warna cokelat pekat serta cita rasa manis gurih yang khas.
Tidak kalah penting, penggunaan santan atau air kelapa pada beberapa resep Betawi turut memperkaya rasa dan membuat tekstur jengkol lebih lembut. Dalam beberapa keluarga, ada pula rahasia turun-temurun berupa tambahan daun salam dan lengkuas yang mampu menetralisir aroma kuat jengkol.
Perpaduan antara bumbu halus dan teknik memasak lambat menjadi rahasia utama kenikmatan semur jengkol Betawi. Proses ini membuat bumbu meresap sempurna ke dalam daging jengkol, menghadirkan sensasi rasa yang autentik dan menggugah selera setiap suapan.
Inovasi Semur Jengkol Modern di Restoran Kekinian

Tren kuliner masa kini membawa semur jengkol naik kelas ke meja-meja restoran modern. Banyak chef muda yang melakukan inovasi, baik dalam penyajian maupun racikan bumbu. Contohnya, semur jengkol kini disajikan dengan topping telur asin, sambal matah, hingga dipadukan dengan nasi liwet khas Jawa.
Beberapa restoran di Jakarta dan Bandung bahkan mengubah tampilannya menjadi fusion dish, seperti semur jengkol burger atau semur jengkol pasta. Inovasi ini di lakukan untuk menarik minat generasi muda yang sebelumnya enggan mencoba karena aroma jengkol yang tajam.
Inovasi ini membuktikan bahwa kuliner tradisional bisa beradaptasi tanpa kehilangan jati dirinya, serupa dengan semangat kuliner khas daerah seperti Wedang Ronde yang tetap lestari meski hadir dalam bentuk modern.
Resep Semur Jengkol Empuk dan Tidak Bau
Dengan bahan-bahan sederhana dan langkah yang tepat, kamu bisa mendapatkan hasil semur jengkol yang empuk, tidak bau, dan tentunya lezat.
Bahan-bahan:
- 500 gram jengkol tua, kupas kulitnya
- 5 siung bawang merah
- 3 siung bawang putih
- 3 butir kemiri sangrai
- ½ sdt pala bubuk
- 1 sdt ketumbar
- 2 lembar daun salam
- 2 cm lengkuas, geprek
- 5 sdm kecap manis
- 1 sdm gula merah
- Garam dan penyedap secukupnya
- 500 ml air atau air kelapa
- Minyak untuk menumis
Cara membuat:
- Rebus jengkol dengan daun salam dan jahe selama 30 menit, lalu geprek hingga pipih.
- Haluskan bumbu: bawang merah, bawang putih, kemiri, pala, dan ketumbar.
- Tumis bumbu halus hingga harum, masukkan daun salam dan lengkuas.
- Tambahkan jengkol, kecap manis, gula merah, dan garam.
- Tuangkan air, masak dengan api kecil hingga kuah mengental dan bumbu meresap.
- Angkat dan sajikan bersama nasi hangat dan sambal pedas.
Tips Memasak Jengkol Agar Empuk dan Aromanya Sedap

Tips ini membantu mengurangi aroma khas jengkol tanpa menghilangkan cita rasa gurihnya.
Agar tidak bau:
- Rendam jengkol dalam air beras selama 3–4 jam sebelum direbus.
- Rebus dengan tambahan daun jeruk, daun salam, dan potongan lengkuas.
- Ganti air rebusan dua kali untuk hasil yang lebih bersih.
Empuk dan gurih:
- Gunakan panci tertutup selama merebus agar uap panas merata.
- Setelah direbus, geprek jengkol sebelum dimasak dengan bumbu.
- Tambahkan sedikit santan atau air kelapa saat memasak agar lebih lembut.
Agar aromanya sedap:
- Tumis bumbu dengan minyak kelapa atau minyak bawang agar wangi alami keluar.
- Hindari penggunaan bawang mentah saat penyajian karena bisa memunculkan aroma tajam.
- Sajikan segera setelah matang agar aroma gurihnya tetap terjaga.
Beberapa resep modern bahkan menekankan proses pengolahan alami ini, seperti yang sering di bahas di laman kuliner Gulali, yang mengedepankan teknik memasak tradisional namun tetap higienis dan beraroma lezat.
Penutup
Semur jengkol bukan sekadar makanan, melainkan cerminan warisan kuliner Nusantara yang tetap bertahan di tengah arus modernisasi. Dari dapur Betawi hingga restoran kekinian, semur jengkol terus membuktikan bahwa rasa autentik dan tradisi bisa berdampingan dengan inovasi. Dengan resep dan tips sederhana di atas, kini kamu bisa menikmati semur jengkol empuk, tidak bau, dan tetap menggugah selera di rumah sendiri.
