Keindahan dan keunikan baju batik khas Pekalongan kembali mencuri perhatian pasar lokal dan mancanegara. Dikenal dengan motif yang kaya warna serta teknik pewarnaan yang rumit, batik asal kota pesisir utara Jawa Tengah ini terus menjadi primadona dalam industri fesyen nasional.
Dalam beberapa tahun terakhir, geliat bisnis batik Pekalongan mengalami peningkatan signifikan. Banyak pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) mulai memanfaatkan potensi batik sebagai peluang ekonomi kreatif yang menjanjikan. Tak hanya menjual kain batik, kini berbagai lini produk mulai dari blouse, dress, kemeja formal, hingga busana muslim dengan motif batik khas Pekalongan mulai merambah pasar e-commerce dan butik modern.
UMKM Batik Bangkit Pasca Pandemi
Rini Susanti, pemilik “Batik Larasati” dari Pekalongan, menyampaikan bahwa penjualan batiknya meningkat tajam sejak pertengahan 2023. Sebelumnya ia sempat terpukul pandemi. Kini, ia bisa meraih omzet hingga Rp60 juta per bulan lewat penjualan online dan pameran UMKM nasional.
“Dulu kami hanya produksi untuk pasar lokal. Tapi sekarang, pesanan datang dari Jakarta, Surabaya, bahkan beberapa dari Malaysia dan Singapura,” katanya.
Batik Pekalongan memiliki kekuatan pada desain yang beragam, lebih cerah dan fleksibel untuk dipadupadankan, menjadikannya cocok untuk semua usia dan keperluan baik acara resmi maupun santai.
Inovasi Desain Jadi Kunci

Daya tarik baju batik khas Pekalongan tak lepas dari peran desainer muda yang membawa pendekatan baru dalam memadukan motif klasik dengan model kekinian. Mereka mengembangkan konsep batik casual dan modern, agar generasi muda tidak lagi menganggap batik sebagai pakaian ‘orang tua’.
Salah satu tren yang berkembang adalah pemanfaatan motif Jlamprang dan Buketan yang dibuat dalam bentuk oversize shirt, crop top, hingga jaket batik unisex. Inovasi ini sukses menyasar segmen pasar milenial yang sebelumnya kurang tertarik mengenakan batik.
Pemerintah dan Marketplace Turut Dukung Promosi

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI mencatat Pekalongan sebagai salah satu kota kreatif UNESCO di bidang kriya dan seni rakyat. Hal ini menjadi bekal kuat untuk memperluas pasar batik Pekalongan ke kancah global.
Selain itu, pemerintah daerah turut aktif memfasilitasi pelaku usaha batik dengan pelatihan digital marketing dan akses ke pasar online. Beberapa UMKM binaan bahkan sudah bermitra dengan platform seperti Shopee, Tokopedia, dan Lazada untuk memasarkan produk baju batik khas Pekalongan secara luas.
“Digitalisasi adalah masa depan. “Banyak pelaku batik dulunya hanya berjualan di kios. Kini, mereka sudah bisa ekspor lewat marketplace,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekalongan, Haryono. Ia menyampaikan hal itu saat membuka pelatihan UMKM digital, Senin (24/6). Kunjungi juga situs kami Patung Biawak di Wonosobo yang tak kalah menariknya.
Batik Tak Sekadar Warisan, Tapi Produk Masa Depan
Meskipun berasal dari akar budaya yang kuat, baju batik khas Pekalongan bukanlah produk usang. Ia berevolusi menjadi tren mode yang berkelanjutan. Dengan narasi kultural yang melekat dan estetika yang terus disesuaikan dengan selera masa kini, batik Pekalongan berhasil menjembatani masa lalu dan masa depan dalam satu potong kain.
Tak hanya itu, batik juga menjadi media edukasi budaya. Banyak sekolah dan institusi kini mewajibkan pemakaian batik setiap hari Jumat, menambah permintaan terhadap produk batik lokal.
Tantangan dan Harapan
Namun, di balik kesuksesan tersebut, pelaku usaha batik masih menghadapi sejumlah tantangan. Harga bahan baku yang naik, keterbatasan tenaga kerja terampil, hingga persaingan dengan produk batik printing impor yang lebih murah.
“Batik tulis dan cap memiliki nilai seni dan kualitas tinggi, tapi kalah harga dengan batik printing pabrikan,” katanya. Oleh karena itu, ia berharap ada regulasi yang melindungi batik lokal dan kampanye masif untuk membedakan batik asli dengan produk tiruan.
Penutup
Keberhasilan baju batik khas Pekalongan menembus pasar nasional dan internasional adalah bukti bahwa warisan budaya dapat menjadi kekuatan ekonomi. Jangan lupa mampir kuliner yang tidak asing lagi di jawa tengah yaitu Daun Singkong yang tak kalah lezatnya. Kini saatnya masyarakat Indonesia mendukung produk lokal dengan membeli dan mempromosikan batik asli karya anak bangsa.